Berita Misi Anak 2022 – Kuartal 1
Sabat ke-9, 26 Februari 2022
“Petualangan Sabat Anita”
Anita (Indonesia)
Selamat hari Sabat!” Suara ayah menembus kegelapan. Anita menggeliat di tempat tidurnya. “Bangkit dan bersinar, Cuaca cerah!” Kata ayah sambil menjulurkan kepalanya ke pintu kamar Anita. Saat itu jam 4 pagi. Mata Anita terbuka. Sudah waktunya untuk bangun! Setelah sarapan, Anita mengenakan gaun Sabat favoritnya. Kemudian dia menyelipkan kakinya yang telanjang ke sandal jepit. Dia memberikan sepatu Sabatnya kepada ibu untuk dimasukkan ke dalam tas. Sekarang dia siap untuk perjalanan ke gereja.
Anita naik ke kursi belakang van putih keluarga itu. Ayah meluncur di belakang kemudi, dan Pendeta Kamu duduk di sampingnya. Ibu duduk dengan Anita di belakang, dan mereka bergabung dengan lima mahasiswa. Pada pukul 5 pagi, van putih itu meninggalkan kampus Universitas Klabat, sekolah Advent di Indonesia tempat ayah dan ibu mengajar sebagai misionaris Amerika. Langit gelap, dan beberapa mobil ada di jalan. Tetapi ayah tetap harus berhati-hati saat mengemudi. Dia dengan hati-hati mengemudi di sekitar anjing, dan kadangkadang dia harus berhenti agar sapi menyeberang jalan.
Anita tidur di pangkuan ibu. Sekitar satu setengah jam kemudian, Anita terbangun ketika van putih itu berhenti. Dia menyukai bagian dari perjalanan ke gereja ini. Dia dan yang lainnya naik perahu motor kecil, dan segera mereka berlayar di laut. Anita memandang ke seberang air yang berwarna biru tua. Cahaya baru saja mulai retak di cakrawala saat matahari terbit. Udara hangat dan lembap menyapu pipinya saat perahu mengarungi ombak yang lembut. Setelah satu jam, perahu berlabuh di sebuah pulau, dan rombongan dipindahkan ke perahu lain untuk perjalanan 30 menit. Kemudian mereka mendarat di pulau lain yang dipenuhi pohon kelapa dan hutan hijau yang rimbun.
Anita senang karena dia memakai sandal jepit dan bukan sepatu Sabatnya yang bagus. Dia harus berjalan di sepanjang jalan berlumpur. Lumpur di antara jarijari kakinya terasa enak. Sekitar 45 menit kemudian, Anita melihat sebuah desa kecil yaitu Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang kecil. Sekolah Sabat akan segera dimulai, dan gereja sudah penuh sesak dengan orang-orang. Orang-orang menyambut Anita dan yang lainnya dengan gembira. Kakek dan nenek tersenyum lebar. Ayah dan ibu berseri-seri dengan gembira. Mereka sangat senang menyambut para pengunjung. Mereka tahu bahwa perlu usaha keras untuk mencapai desa mereka. Anak-anak kecil melambai dengan penuh semangat pada Anita dan berkerumun di sekelilingnya.
Seorang gadis kecil berlari dan mencubit kulit putih lengan Anita. Seorang anak kecil yang berani mengulurkan tangan dan menarik rambut merahnya. Anak-anak desa memiliki kulit cokelat dan rambut hitam, dan ini adalah pertama kalinya mereka melihat seseorang dengan kulit putih dan rambut merah. Anita balas tersenyum. Dia tidak suka anak-anak menyentuhnya, tetapi dia tidak melakukan apa-apa. Dia mengerti bahwa mereka penasaran. Di dalam gereja, ibu menarik sepatu Sabat Anita dari tas, dan Anita memakainya. Sekarang dia siap untuk menyembah Tuhan. Menjelang sore, Anita memakai kembali sandal jepitnya untuk perjalanan panjang pulang. Dia lelah tetapi bahagia. Setiap Sabat, ayah dan ibu pergi ke gereja baru untuk membagikan Yesus. Setiap hari Sabat, perjalanan adalah petualangan baru. Yang terbaik dari semuanya, setiap hari Sabat mereka harus menyembah Tuhan. Anita senang menjadi anak misionaris!
Informasi ini disiapkan & didistribusikan oleh:
Dept. Komunikasi GMAHK Bumi Serpong Damai
Email: contactus@gmahkbsd.org
Website: https://www.gmahkbsd.org/
Facebook: https://www.facebook.com/gmahkbsd/
Instagram: https://www.instagram.com/gmahkbsd/
Youtube: https://www.youtube.com/c/+Gmahkbsd
Twitter: https://twitter.com/gmahkbsd
0 Comments